Halo halo, gimana kabarnya? Baik, ok sip.
Uda lama banget ga nge post disini, berbulan-bulan mungkin :'3
Ada yang punya LINE ga? Mungkin beberapa dari kalian yang punya LINE kenal Trio KRL, ga tau? Yauda ga maksa kok :'
Trio KRL, terkenal dengan kesadisannya(?) meng-kick grup grup yang menurut mereka 'ga penting'.
KRL terdiri dari 2 wanita dan 1waria pria. 2 wanita itu K & L, K dari nama Katou, sedangkan L dari Lucy. Sedangkan R dari Ragna, dia suka Anime BlazBlue ._.
Yang Lucy feminin banget kan? Wkwk sebenernya orangnya ga feminin lho
Readers : "Kok tau?"
Iyalah, kan yang L itu aku .w. /duakk
Btw aku punya cerita buat KRL dari L.
K sebenernya punya, tapi karena ada alasan tertentu. Nge post nya besok aja ya -w-
Ini cerita dari L untuk KRL
Uda lama banget ga nge post disini, berbulan-bulan mungkin :'3
Ada yang punya LINE ga? Mungkin beberapa dari kalian yang punya LINE kenal Trio KRL, ga tau? Yauda ga maksa kok :'
Trio KRL, terkenal dengan kesadisannya(?) meng-kick grup grup yang menurut mereka 'ga penting'.
KRL terdiri dari 2 wanita dan 1
Yang Lucy feminin banget kan? Wkwk sebenernya orangnya ga feminin lho
Readers : "Kok tau?"
Iyalah, kan yang L itu aku .w. /duakk
Btw aku punya cerita buat KRL dari L.
K sebenernya punya, tapi karena ada alasan tertentu. Nge post nya besok aja ya -w-
Ini cerita dari L untuk KRL
Seorang
lelaki menyuntikkan Aconitin(racun
pelumpuh syaraf) dan suntikan
adrenalin, sedangkan dua perempuan yang menjadi partner nya memastikan ikatan di seluruh tubuh sang korban terikat
kencang dan yang lainnya menyiapkan pisau, gergaji, dan benda tajam lainnya.
Cermin
yang terpasang tepat diatas tubuh sang korban dipasang dengan tujuan agar
korban dapat melihat semuanya. Dan juga suntikan adrenalin yang disuntikkan
kepada korban sudah memberi efek terhadapnya. Ketiga orang tersebut sekarang
sudah menyelesaikan tugas mereka masing masing. Secara bersamaan, mereka
menatap tajam kepada korban. Tatapan sadis. Masing-masing dari mereka mengambil
benda tajam.
Menyayatkan
satu-per-satu ke tubuh laki-laki yang menjadi korban mereka kali ini. Daging
dan organ terlihat jelas di depan mata, cermin pun memantulkan bayangan sadis
yang bisa disaksikan langsung oleh laki-laki yang menjadi korban. Potongan tubuh
tercecer, bau amis darah menyebar, benda tajam yang menjadi saksi pembunuhan
dan mutilasi kejam. Semua ada di ruangan itu. Tapi seperti biasa, sang pelaku
hilang tanpa satu pun sidik jari tertinggal.
***
“Yosh! Ayo cepat bersihkan
lapangannya!” Ace berteriak dari seberang lapangan. “Tch, omong kosong” gerutu
Ragna. “Hei, aku mendengarnya!” balas Ace. Sementara Ragna dan tiga temannya
yang lain membersihkan lapangan, Ace bersantai di bawah pohon rindang.
Ace, Ragna, Katou, Lucy, dan Naoto.
Mereka berlima sangat akrab, tak ada yang bisa memisahkan mereka bahkan orang
tua mereka pun mendukung persahabatan mereka. Ace, bisa dibilang ketua mereka,
dialah yang paling dewasa dari mereka berlima karena memang dialah yang tertua
dari kawanan ini, kakak dari Ragna. Ragna, orang yang paling santai jika
menghadapi masalah apapun itu, dia berwibawa, dan dewasa, mungkin melebihi
kakaknya, Ace. Katou, perempuan yang pendiam, sedikit tomboy, seorang masokis, fujoshi(perempuan yang menyukai hubungan
gay) dan lebih tua dari Ragna, Lucy
dan Naoto. Lucy, perempuan dengan segala tingkah polah, tomboy, umurnya lebih tua daripada Naoto karena dia kakaknya, dan
seorang fujoshi akut. Terakhir adalah
Naoto, bisa dikatakan perempuan paling lembut dari kawanannya, dia juga cantik,
terkenal karena perilakunya yang baik, adik dari Lucy.
“Ace! Hei, Ace! Kami sudah selesai!”
Katou berteriak dari tengah lapangan dengan keringat menetes dari pelipisnya.
“Hmm? Oh, baiklah kalian lumayan” balas Ace dan ia melanjutkan tidur siangnya.
“Hah? Jadi kita membersihkan lapangan sebesar ini dengan tanpa alasan?” Lucy
berteriak protes. “Om tua..” bisik Ragna. Naoto menenangkan mereka “Hei,
mungkin ada baiknya membersihkan lapangan ini”. “Sudahlah, ayo ke tempat Ace.
Dia bilang dia punya pengumuman untuk kita” Katou mendahului.
Naoto menepuk halus pundak Ace dan
itu membuatnya terbangun, “Ada apa?” katanya. “Hmm? Ah, itu..” Ace
melanjutkannya selagi dia meregangkan tubuhnya dan duduk, “Ada pekerjaan baru,
mungkin ini akan menjadi lebih menyenangkan dari kemarin. Dan kalian tahu? Sang
peminta adalah orang kaya, sangat kaya mungkin”. Semuanya tercengang,
membayangkan berapa banyak uang yang mereka terima.
“Menyenangkan? Seperti apa?” Katou
bertanya. “Kalian akan lihat sendiri. Yosh, kita bagi tugas kita..” Ace
mengambil beberapa lembar kertas dari tas ranselnya, “Aku dan Naoto akan
mengamati lokasi, sedangkan kalian bertiga seperti biasa”. “Tugas utama, huh?”.
“Ah.. kuharap menyenangkan”. “Seperti apa orangnya kali ini, ya?”, Katou,
Ragna, dan Lucy berkata bergantian.
“Kita akan mulai nanti malam pukul 1
pagi” kata Ace, seulas senyum tipis terukir di wajahnya.
***
Malam hari ini berawan dengan sinar rembulan
mengintip dibaliknya, udara malam dan kabut dingin mencengkeram.
Dengan perlengkapan mereka di
tiap-tiap tangan mereka, sekelompok orang itu berjalan santai beriringan di
tengah jalanan kelam yang sepi, sampai akhirnya mereka tiba di tempat tujuan
mereka. Setelah saling berhadapan, tersenyum, dan mengangguk bersamaan mereka
menjalankan masing-masing tugas mereka. Sepasang berkeliling di luar, sisanya
berjalan santai ke dalam.
Sepi, itulah keadaan di dalam. Masing-masing
dari mereka berjalan ke arah yang berbeda, mereka siap. Perlahan-lahan mereka
membuka ruangan yang akan mereka miliki, dan mereka menemukannya. Sekali lagi,
kejadian ini akan terulang kembali.
Perempuan berumur sekitar 40 th-an
tertidur lelap di ranjangnya, tak menyadari kehadiran lelaki yang masuk ke
kamar tidurnya. Sang lelaki menyiapkan beberapa kain hitam lalu ia mengikat
kain itu ke mulut hingga belakang kepalanya juga tangan dan kakinya. Ia masih
belum bangun.
Lelaki itu mengeluarkan benda tajam,
menggesekkannya ke pipi wanita tua hingga cairan merah keluar. Akhirnya, ia
terbangun dan terperanjat oleh kehadiran lelaki tersebut. Ia menggeliat,
mencoba melepaskan ikatan kain hitam tapi tidak berhasil.
“Ssht, diamlah jika tidak aku tidak
bisa bermain” kata lelaki itu sambil menempelkan pisaunya ke pergelangan tangan wanita tua. Wanita tua
mencoba mereka-reka apa yang akan dilakukan oleh lelaki tersebut. “Baiklah, aku
akan memulai permainannya. Ini mungkin
akan sedikit sakit, tapi tak apa bukan?” kata lelaki sembari tersenyum. Pisau
yang dingin mengikis perlahan kulit tua wanita itu. Lalu, kejadian lainnya
berlanjut kemudian.
***
Halaman depan koran pagi dihiasi
oleh tiga foto kantong kuning besar yang aneh. ‘Tiga mayat yang terpotong’,
begitulah judulnya. Satu keluarga telah dibantai dengan sadisnya, tubuh yang
terpotong-potong. Begitulah, kejadian kemarin terulang kembali.
***
Ketika Lucy dan Naoto memasuki
gerbang sekolah. Berita pembantaian itu telah menyebar dengan cepat.
“Hei, Katou! Boleh aku meminjam PR
mu?” seorang gadis menghampiri Katou yang tengah mengobrol dengan Ragna dan
Lucy. “Eh? Baiklah” Katou memberikan
catatannya kepadanya. “Kenapa kalian selalu bersama-sama?” tanya gadis itu. “Karena
kami KRL” jawab Ragna cepat. “Ah, sudahlah. Bagaimana menurut kalian tentang
pembantaian kemarin malam? Sadis sekali.” kata gadis itu sekali lagi.
“Bagaimana bisa pembantaian terjadi sampai 2 kali minggu ini” komentar Lucy.
“Ahahaha, mungkin sang pembantai sangat pandai. Hei, bagaimana menurutmu,
Katou?” Ragna berkata lalu menyenggol lengan Katou. “Apa? Ah, mengenai itu...
memang benar sang pembantai sangat pandai, dia membunyikan jejaknya dengan
sempurna” kata Katou. “Eh, pendapat kalian sama denganku. Baiklah, aku pinjam
dulu buku catatanmu, Katou!” gadis itu berlalu.
“Tch, perempuan menyebalkan” Lucy
menggerutu. “Perempuan memang seperti itu. Oh, pengecualian untuk kalian
berdua. Hahaha” Ragna tertawa. “Memang menyebalkan? Haha, aku setuju” Katou
menimpali. “Katou, sepertinya perkataanmu tadi belum selesai. Bukankah kita
juga pandai bersembunyi?” Ragna tersenyum.
Ok itu aja cerita nya, bagus? Ato jelek? I don't care lah :v
Nanti aku post punya R sama K
- 22.58
- 4 Comments