Berjuta-juta detik telah kulewati, tak menghiraukan teriakan sunyi. Memang. Dunia tak akan diam. Suara para mahluknya pasti akan memeluknya erat.
Langit jingga hari ini kupandang lekat-lekat lewat jendela kamarku, seakan ia akan menghilang digantikan oleh dewi malam--tapi nyatanya memang seperti itu. Kebosanan menyelimuti ruanganku. Well, memang tak ada yang bisa kulakukan kecuali mengelus tubuh kucingku dan mendengarnya mendengkur di pangkuanku. Ditengah suasana itu, sebuah suara bel terdengar dari smartphone-ku. Kugambar pola yang menguncinya, lalu kuamati panel pemberitahuan. "Hai." Pesan singkat yang membangkitkan semangatku. Dengan mata berbinar kubalas pesan itu. Pesan dari teman lintas-pulauku. Hatiku meledak kegirangan saat ia membalasnya. Akhirnya. Kebosananku telah menghilang digantikan dengan kebahagiaan berlebih.
Setelah setengah jam--mungkin beberapa jam--aku mengobrol dengannya; bertanya tentang kabarnya, apa yang dilakukan, guyonan-guyonan kecil kami, cerita tentang kehidupan kami di dunia nyata yang menyebabkan senyum bahkan seringai di wajahku. Kurasakan kembali kebosanan yang amat sangat setelah dia mengucapkan kata, "Selamat tinggal". Kembali mengerjakan kegiatanku sebelumnya. Mengamati langit jingga--ah, bukan--sang malam sudah menguasai belahan dunia, dan mengelus kucing pemalasku. Keheningan kembali mencekam ruangan. Tak tau apa yang harus kuperbuat selanjutnya, aku kembali menundukkan diriku. Mataku menatap lekat-lekat bulu kucingku. Mencoba menikmati keheningan ini dengan menutup mata. Tidak lama setelahnya, suara kucingku membangunkanku.
Memang. Dunia tak akan diam. Suara para makhluknya pasti akan memeluknya erat.
Langit jingga hari ini kupandang lekat-lekat lewat jendela kamarku, seakan ia akan menghilang digantikan oleh dewi malam--tapi nyatanya memang seperti itu. Kebosanan menyelimuti ruanganku. Well, memang tak ada yang bisa kulakukan kecuali mengelus tubuh kucingku dan mendengarnya mendengkur di pangkuanku. Ditengah suasana itu, sebuah suara bel terdengar dari smartphone-ku. Kugambar pola yang menguncinya, lalu kuamati panel pemberitahuan. "Hai." Pesan singkat yang membangkitkan semangatku. Dengan mata berbinar kubalas pesan itu. Pesan dari teman lintas-pulauku. Hatiku meledak kegirangan saat ia membalasnya. Akhirnya. Kebosananku telah menghilang digantikan dengan kebahagiaan berlebih.
Setelah setengah jam--mungkin beberapa jam--aku mengobrol dengannya; bertanya tentang kabarnya, apa yang dilakukan, guyonan-guyonan kecil kami, cerita tentang kehidupan kami di dunia nyata yang menyebabkan senyum bahkan seringai di wajahku. Kurasakan kembali kebosanan yang amat sangat setelah dia mengucapkan kata, "Selamat tinggal". Kembali mengerjakan kegiatanku sebelumnya. Mengamati langit jingga--ah, bukan--sang malam sudah menguasai belahan dunia, dan mengelus kucing pemalasku. Keheningan kembali mencekam ruangan. Tak tau apa yang harus kuperbuat selanjutnya, aku kembali menundukkan diriku. Mataku menatap lekat-lekat bulu kucingku. Mencoba menikmati keheningan ini dengan menutup mata. Tidak lama setelahnya, suara kucingku membangunkanku.
Memang. Dunia tak akan diam. Suara para makhluknya pasti akan memeluknya erat.
- 06.15
- 0 Comments
.jpg)




