Dunia Tak Akan Diam

Berjuta-juta detik telah kulewati, tak menghiraukan teriakan sunyi. Memang. Dunia tak akan diam. Suara para mahluknya pasti akan memeluknya erat.

Langit jingga hari ini kupandang lekat-lekat lewat jendela kamarku, seakan ia akan menghilang digantikan oleh dewi malam--tapi nyatanya memang seperti itu. Kebosanan menyelimuti ruanganku. Well, memang tak ada yang bisa kulakukan kecuali mengelus tubuh kucingku dan mendengarnya mendengkur di pangkuanku. Ditengah suasana itu, sebuah suara bel terdengar dari smartphone-ku. Kugambar pola yang menguncinya, lalu kuamati panel pemberitahuan. "Hai." Pesan singkat yang membangkitkan semangatku. Dengan mata berbinar kubalas pesan itu. Pesan dari teman lintas-pulauku. Hatiku meledak kegirangan saat ia membalasnya. Akhirnya. Kebosananku telah menghilang digantikan dengan kebahagiaan berlebih.
Setelah setengah jam--mungkin beberapa jam--aku mengobrol dengannya; bertanya tentang kabarnya, apa yang dilakukan, guyonan-guyonan kecil kami, cerita tentang kehidupan kami di dunia nyata yang menyebabkan senyum bahkan seringai di wajahku. Kurasakan kembali kebosanan yang amat sangat setelah dia mengucapkan kata, "Selamat tinggal". Kembali mengerjakan kegiatanku sebelumnya. Mengamati langit jingga--ah, bukan--sang malam sudah menguasai belahan dunia, dan mengelus kucing pemalasku. Keheningan kembali mencekam ruangan. Tak tau apa yang harus kuperbuat selanjutnya, aku kembali menundukkan diriku. Mataku menatap lekat-lekat bulu kucingku. Mencoba menikmati keheningan ini dengan menutup mata. Tidak lama setelahnya, suara kucingku membangunkanku.

Memang. Dunia tak akan diam. Suara para makhluknya pasti akan memeluknya erat.

Tips-Tips Menggambar Digital

Hallaw~~
Gimana kabarnya, baik? Syukurlah :3
Well, karena beberapa hari ini aku lagi hobi ubek-ubek beberapa website; DeviantArt, World Manga Academy, Tumblr, Youtube, dsb. Mulai dari cari tutorial, ide, imajinasi, referensi, tapi bukan terasi :))))
Nah, aku mau bagi-bagi tips-tips menggambar digital yang aku temuin di web-web diatas ‘3’)/

1.         Media

Oh, hi sweet heart♥. Ini media yang aku pakai, Wacom Intuos Pro Medium.
Tips pertama! Media juga penting lho dalam menggambar digital. Media yang bisa digunakan ada touchpad, mouse, pentablet. Tinggal cari mana yang paling sesuai sama kamu, tapi aku prefer pentablet sih :3
2.       Program
Dari buanyak program gambar digital di internet, ada beberapa fav para artist nih. Antara lain ada Paint Tool SAI dan Photoshop. Aku lebih milih Paint Tool SAI sih, selain ‘bobot’nya ringan, penggunaannya juga lebih mudah daripada Photoshop. Tapi Photoshop juga ga kalah TOP .w.
3.       Pe-De!!
Percaya Diri juga diperlukan, hehe. Coba liat, kalau kamu punya potensi, punya keyakinan, punya bakat tapi kalau kita ga percaya diri dengan menampilkan karya kita. Ya kapan, dong majunya? :”D
4.      Style gambar
Setelah Pe-De, ada style gambar, nih! Bayangin, udah ada media yang cocok, program juga oke, ga lupa PD ikutan pula. Eh, tapi style gambar kita masih labil. Realis lah, semi-realis, anime, moe-moe, chibi. Ganti sebulan sekali, gitu. Itu style gambar atau check-up rutin? :))) kalau style gambar aja masih labil, gimana dong para audience nikmatin karya kita? ‘3’)/
5.       Perkembangan
Yah, yang ini ‘lumayan’ penting. Tergantung kamunya aja sih wakaka :v Kalau kamu nyaman sama keadaan kamu sekarang dan merasa ga perlu ada improve dan ga mau keluar dari ‘zona nyaman’mu, ya terserah. Tips ini ga bakal bantu :’D Tapi aku nge-recommend tips ini. Buat yang perlu perkembangan dalam hal menggambar, begini—ehm—kalian menggambar dengan niatan berubah  menjadi lebih baik, jangan menyerah eaa~ setelah kalian berjuang mati-matian coba kalian bikin sebuah meme, “DRAW THIS AGAIN MEME”, di google banyak kok. Dan kalian lihat perkembangan gambar kalian tiap tahun—kalau bisa perbulan sih :’D
Contoh DRAW THIS AGAIN MEME

Daannnn, selesai~~ Semoga tips-tips diatas membantu, disini Kuumi a.k.a. Echang a.k.a. Eching mengucapkan selamat tinggal.

BUHBAY READERS♥

Tips-Tips Menggambar

Hi :3

Dengan ini lomba makanan cepat saji dibuka!! //gak


Udah lama sih gak nge-post disini, mungkin perkembangan di blog ini mundur--ga maju-maju sih ;w;




Artist be like....
Selera orang jadi karya pilihan anda.

Atau
Selera karya anda jadi pilihan orang.
Choose.



- fu_DIAN_shi.



Yap, aku mau share tips-tips menggambar. Sekalian share pengalamanku dikit dikit xD

Aku termasuk orang yang belajar secara otodidak. Tenang, bukan berarti yang otodidak itu lebih jelek/bagus daripada yang ikut les lho~


And here we go!



1. Kemauan


Semua berawal dari kemauan, kalau kamu gak ada kemauan ga akan ada improvisasi lho :'D

Kemauan besar pasti semangat untuk terus improvisasi besar juga.


2. Peka Terhadap Kekurangan Kecil

Kalau bisa, kamu harus membangun improvisasi tiap buat karya baru. Dan setiap kamu buat karya baru, periksa betul-betul dimana letak kesalahannya. Tapi, jangan fokus dalam memperbaiki sekaligus. "Just Let It Go", yang terpenting adalah Enjoy dan kesenangan yang kita dapat dari membuat karya itu.



3. Sabar

Saat menggambar, kesabaran itu penting banget lho. Jangan terburu-buru kalau mau hasil baik, ya. :3


4. Perhatikan Kebersihanmu

Kebersihan juga berpengaruh sama hasil karya mu. Saat bagian shading, alasi tanganmu memakai tisu. Bukan berarti sehabis cuci tangan lalu menggambar bukan berarti gambarmu gak akan kena kotor, ya. Yang menyebabkan kotor pada hasil karya kita adalah minyak atau keringat dan serpihan halus pensil yang menempel di tangan.


5. Pensil yang Runcing



Sebenarnya, kertas itu gak rata lho. Kertas itu bergerigi dan gak rata, cuma kitanya aja yang gak peka //eaa
Bisa dilihat kalau kita mengarsir menggunakan pensil tumpul di kertas hasilnya juga gak rata :D


6. Jangan Takut Shading!

Kita sering kasih shading yang kurang gelap ke gambar. Kalau kamu terlalu takut buat ngasih shading gelap, secara gak langsung kamu udah bikin batas range value kamu di gambar itu lho. Solusinya, sering-sering berlatih dan jangan takut kasih shading ke gambar.


7. Perhatikan Proporsi Gambar

Yang dimaksud "proporsi" disini bukan proporsi makan, ya. Oh, bukan. Itu porsi sih....
Proporsi yang dimaksud disini itu proporsi badan. Kalau kamu menggambar makhluk hidup wajib dong diperhatikan proporsinya. Ya masa' sih, kakinya gede banget, atau jari sepanjang penggaris dan se-gede piring? Kalau masalah style dalam menggambar ya beda lagi :')))
Misal style kamu karikatur atau "Chibi", ya ga salah juga bikin proporsi beda sama yang normal.

Akhirnya juga, kembali ke style masing masing~


And done! Udah segitu aja ya tips-tips nya.
Keep awesome guys, bye~ 

KRL Story - "L"


Seorang lelaki menyuntikkan racun pelumpuh syaraf dan suntikan adrenalin, sedangkan dua perempuan yang menjadi partner nya memastikan ikatan di seluruh tubuh sang korban terikat kencang dan yang lainnya menyiapkan pisau, gergaji, dan benda tajam lainnya.
Cermin yang terpasang tepat diatas tubuh sang korban dipasang dengan tujuan agar korban dapat melihat semuanya. Dan juga suntikan adrenalin yang disuntikkan kepada korban sudah memberi efek terhadapnya. Ketiga orang tersebut sekarang sudah menyelesaikan tugas mereka masing masing. Secara bersamaan, mereka menatap tajam kepada korban. Tatapan sadis. Masing-masing dari mereka mengambil benda tajam. 
Menyayatkan satu-per-satu ke tubuh laki-laki yang menjadi korban mereka kali ini. Daging dan organ terlihat jelas di depan mata, cermin pun memantulkan bayangan sadis yang bisa disaksikan langsung oleh laki-laki yang menjadi korban. Potongan tubuh tercecer, bau amis darah menyebar, benda tajam yang menjadi saksi pembunuhan dan mutilasi kejam. Semua ada di ruangan itu. Tapi seperti biasa, sang pelaku hilang tanpa satu pun sidik jari tertinggal.

***

“Yosh! Ayo cepat bersihkan lapangannya!” Ace berteriak dari seberang lapangan. “Tch, omong kosong” gerutu Ragna. “Hei, aku mendengarnya!” balas Ace. Sementara Ragna dan tiga temannya yang lain membersihkan lapangan, Ace bersantai di bawah pohon rindang. 
Ace, Ragna, Katou, Lucy, dan Naoto. Mereka berlima sangat akrab, tak ada yang bisa memisahkan mereka bahkan orang tua mereka pun mendukung persahabatan mereka. Ace, bisa dibilang ketua mereka, dialah yang paling dewasa dari mereka berlima karena memang dialah yang tertua dari kawanan ini, kakak dari Ragna. Ragna, orang yang paling santai jika menghadapi masalah apapun itu, dia berwibawa, dan dewasa, mungkin melebihi kakaknya, Ace. Katou, perempuan yang pendiam, sedikit tomboy, seorang masokis, fujoshi(perempuan yang menyukai hubungan gay) dan lebih tua dari Ragna, Lucy dan Naoto. Lucy, perempuan dengan segala tingkah polah, tomboy, umurnya lebih tua daripada Naoto karena dia kakaknya, dan seorang fujoshi akut. Terakhir adalah Naoto, bisa dikatakan perempuan paling lembut dari kawanannya, dia juga cantik, terkenal karena perilakunya yang baik, adik dari Lucy.
“Ace! Hei, Ace! Kami sudah selesai!” Katou berteriak dari tengah lapangan dengan keringat menetes dari pelipisnya. “Hmm? Oh, baiklah kalian lumayan” balas Ace dan ia melanjutkan tidur siangnya. “Hah? Jadi kita membersihkan lapangan sebesar ini dengan tanpa alasan?” Lucy berteriak protes. “Om tua..” bisik Ragna. Naoto menenangkan mereka “Hei, mungkin ada baiknya membersihkan lapangan ini”. “Sudahlah, ayo ke tempat Ace. Dia bilang dia punya pengumuman untuk kita” Katou mendahului.
Naoto menepuk halus pundak Ace dan itu membuatnya terbangun, “Ada apa?” katanya. “Hmm? Ah, itu..” Ace melanjutkannya selagi dia meregangkan tubuhnya dan duduk, “Ada pekerjaan baru, mungkin ini akan menjadi lebih menyenangkan dari kemarin. Dan kalian tahu? Sang peminta adalah orang kaya, sangat kaya mungkin”. Semuanya tercengang, membayangkan berapa banyak uang yang mereka terima.
“Menyenangkan? Seperti apa?” Katou bertanya. “Kalian akan lihat sendiri. Yosh, kita bagi tugas kita..” Ace mengambil beberapa lembar kertas dari tas ranselnya, “Aku dan Naoto akan mengamati lokasi, sedangkan kalian bertiga seperti biasa”. “Tugas utama, huh?”. “Ah.. kuharap menyenangkan”. “Seperti apa orangnya kali ini, ya?”, Katou, Ragna, dan Lucy berkata bergantian.
“Kita akan mulai nanti malam pukul 1 pagi” kata Ace, seulas senyum tipis terukir di wajahnya.

***

Malam hari ini berawan dengan sinar rembulan mengintip dibaliknya, udara malam dan kabut dingin mencengkeram.
Dengan perlengkapan mereka di tiap-tiap tangan mereka, sekelompok orang itu berjalan santai beriringan di tengah jalanan kelam yang sepi, sampai akhirnya mereka tiba di tempat tujuan mereka. Setelah saling berhadapan, tersenyum, dan mengangguk bersamaan mereka menjalankan masing-masing tugas mereka. Sepasang berkeliling di luar, sisanya berjalan santai ke dalam.
Sepi, itulah keadaan di dalam. Masing-masing dari mereka berjalan ke arah yang berbeda, mereka siap. Perlahan-lahan mereka membuka ruangan yang akan mereka miliki, dan mereka menemukannya. Sekali lagi, kejadian ini akan terulang kembali.
Perempuan berumur sekitar 40 th-an tertidur lelap di ranjangnya, tak menyadari kehadiran lelaki yang masuk ke kamar tidurnya. Sang lelaki menyiapkan beberapa kain hitam lalu ia mengikat kain itu ke mulut hingga belakang kepalanya juga tangan dan kakinya. Ia masih belum bangun.
Lelaki itu mengeluarkan benda tajam, menggesekkannya ke pipi wanita tua hingga cairan merah keluar. Akhirnya, ia terbangun dan terperanjat oleh kehadiran lelaki tersebut. Ia menggeliat, mencoba melepaskan ikatan kain hitam tapi tidak berhasil.
“Ssht, diamlah jika tidak aku tidak bisa bermain” kata lelaki itu sambil menempelkan pisaunya ke  pergelangan tangan wanita tua. Wanita tua mencoba mereka-reka apa yang akan dilakukan oleh lelaki tersebut. “Baiklah, aku akan memulai permainannya. Ini  mungkin akan sedikit sakit, tapi tak apa bukan?” kata lelaki sembari tersenyum. Pisau yang dingin mengikis perlahan kulit tua wanita itu. Lalu, kejadian lainnya berlanjut kemudian.

***

Halaman depan koran pagi dihiasi oleh tiga foto kantong kuning besar yang aneh. ‘Tiga mayat yang terpotong’, begitulah judulnya. Satu keluarga telah dibantai dengan sadisnya, tubuh yang terpotong-potong. Begitulah, kejadian kemarin terulang kembali.

***

Ketika Lucy dan Naoto memasuki gerbang sekolah. Berita pembantaian itu telah menyebar dengan cepat.
“Hei, Katou! Boleh aku meminjam PR mu?” seorang gadis menghampiri Katou yang tengah mengobrol dengan Ragna dan Lucy. “Eh?  Baiklah” Katou memberikan catatannya kepadanya. “Kenapa kalian selalu bersama-sama?” tanya gadis itu. “Karena kami KRL” jawab Ragna cepat. “Ah, sudahlah. Bagaimana menurut kalian tentang pembantaian kemarin malam? Sadis sekali.” kata gadis itu sekali lagi. “Bagaimana bisa pembantaian terjadi sampai 2 kali minggu ini” komentar Lucy. “Ahahaha, mungkin sang pembantai sangat pandai. Hei, bagaimana menurutmu, Katou?” Ragna berkata lalu menyenggol lengan Katou. “Apa? Ah, mengenai itu... memang benar sang pembantai sangat pandai, dia membunyikan jejaknya dengan sempurna” kata Katou. “Eh, pendapat kalian sama denganku. Baiklah, aku pinjam dulu buku catatanmu, Katou!” gadis itu berlalu.
“Tch, perempuan menyebalkan” Lucy menggerutu. “Perempuan memang seperti itu. Oh, pengecualian untuk kalian berdua. Hahaha” Ragna tertawa. “Memang menyebalkan? Haha, aku setuju” Katou menimpali. “Katou, sepertinya perkataanmu tadi belum selesai. Bukankah kita juga pandai bersembunyi?” Ragna tersenyum.

Update KRL Story~

Hi everyone :3

Setelah lama nggak update, inilah saatnya update :3

Yang mau di update sebentar lagi >> "KRL Story" '3')/
Stay disini ya ;;)


Btw tambahan fotoku waktu di Pantai Bama, Banyuwangi nih (~'w')~

PS: Yang foto Bundaku, belau bukan pro jadi harap maklum kalo jelek ya o)--<

Pantai Bama, Banyuwangi, Jawa Timur.

KRL Story - "K"

Inilah janjiku tentang cerita KRL kemarin :3
Btw, ini adalah cerita karangan K :D


-KRL-
"Our futures"
***

*PRANGG!! BRUK BRUK!! DUAK!!*
"Sudah kubilang! Jangan menjelek-jelekkan yaoi didepanku! KAU CARI MATI!?!?"
Gadis itu berteriak lalu melempar kaleng kosong di tangan kirinya dengan galak.
Matanya terlihat berapi-api menatap orang didepannya.

"A-aku hanya-.. I-itu kan pendapat se-semua orang." Kata orang didepan gadis itu. Ia terlihat babak belur dan ketakutan ditempatnya.

"Kau! A-". "LUCY!!" Perkataan gadis itu terpotong oleh panggilan salah seorang temannya, ia menoleh ke belakang.

"Ck, Ragna kau menggangguku.. ada perlu apa hah?" Tanya gadis itu-Lucy dengan ketus.

"Jangan ceroboh-", bisik siswa yang memanggilnya tadi-Ragna, "Katou sedang menunggu kita. Ayo pergi." Lanjut Ragna sambil menyeret Lucy.

"Heeeeeeh... aku belum selesai dengan kecoak itu.. hadeeh" keluh gadis itu.

***

"KYAAAA~ Lucy-Senpaaai!!!"
"Lucy-kuuuuun~~ daisuukii"
"Kalian tidak normal- RAGNAAAA~!!"
"Kyaa kyaaa"

Begitulah keributan yang terjadi setelah Lucy dan Ragna pergi dari tempat tadi-belakang sekolah, ke tempat yang lebih ramai-koridor.

"Hee hai ehehe." Lucy hanya cengengesan saat melihat fans-fansnya yang lebih ribut itu.

"Ah. Terlalu ribut." Ragna malah mengeluh sambil mempercepat langkahnya.


-Di kelas-

Terlihat isi kelas yang begitu sunyi, hanya suara ketikan keyboardlah yang terdengar disana. Seorang gadis dengan kunciran tinggi sedang asyik mengetik sesuatu di Laptopnya. Wajahnya yang pucat terlihat begitu serius sambil sesekali melirik pintu.
*BRAAK!!*-pintu digembrak.
Gadis berkuncir itu menoleh kaget ke pintu itu.
"Hey kalian-"
"Apa maksudmu Ragna!? Aku belum selesai membantai kecoak itu! Uuh menyeret orang seenaknya saja.." Teguran si gadis berkuncir tadi terpotong oleh ocehan Lucy.

"Ck, kau hanya membesar-besarkannya. Lagipula kau hanya ingin membela sesuatu yang abnormal." Jawab Ragna dengan santai tanpa nada atau wajah bersalah.

"Aih.." Lucy membuang muka dengan pasrah.

...

"H-hey.." Gadis berkuncir tadi mulai bersuara kembali.

"Oh Katou!" Lucy bersuara dengan lantang dan berjalan cepat kearah gadis berkuncir- Katou, diikuti oleh Ragna.

"Kau sedang apa?" Lucy mengintip apa yang terpampang di layar monitor laptop temannya itu.
"Woaah.. kualitas menulismu semaki meningkat saja! Kau benar-benar populer di website itu ya."

"Kau harus mencoba menulis cerita romantis sesekali." Kata Ragna ikut berkomentar.

"Tidak tidak. Tulislah cerita yaoi!" Komen Lucy.

"Ck, aku tidak tertarik dengan yang seperti itu, maaf saja ya." Kata Katou dengan nada sombong sambil memeletkan lidahnya.

"Heee kenapa kau-"

Dan percakapan mereka bersambung hingga bel menghentikannya.

***

"Stuck in you wonderland-tik" orang itu langsung mengangkat handphonenya.

"Pertemuan hari ini jam 20.00 ditempat biasa-tik" Dan sambungan dimatikan oleh si penelepon.

***

*BRAAAKK!* Suara pintu didobrak dengan keras.
"Sttt.. Hentikan kebiasaanmu itu." Sebuah suara berat menginterupsi keributan yang dibuat oleh rekannya. Sedangkan yang ditegur hanya mengangguk.
Mereka berdua pun masuk ke rumah besar itu dengan perlahan.

"SIAPA KALIAN!?" Teriak kaget seorang wanita muda yang datang dari salah satu ruangan disana.

Kedua orang tadi saling memberikan kode dan langsung bergerak cepat ke arah wanita tadi.
"KYAAAAAAAAAAAA!" Wanita tadi berteriak kuat. Ia berlari masuk kembali ke ruangan tadi dan menguncinya. Sedikit lambat, ia akan berhasil ditangkap oleh orang-orang tadi.

"Kalian! Siapa kalian, hah!? Aku akan lapor polisi!!" Teriak wanita tadi dari dalam ruangan.

"Silahkan." Ucap singkat kedua orang tadi dengan datar dan serempak.

"Grr.." Di dalam ruangan, wanita itu mencari-cari handphonenya. Ia panik dan ketakutan, seingatnya ia meletakkan handphonenya di atas meja, tetapi ia tidak menemukannya disana.
Ia berjalan ke tempat tidur di samping lemari untuk mencari handphonenya, tapi-

"Mencari ini?" Sebuah suara mengagetkannya dari belakang, wanita itu menoleh dengan cepat.
Dihadapannya terlihat seorang gadis pucat yang tersenyum miring sambil menunjukkan handphone yang dicari sedari tadi.

"Si-siapa kau!? Kembalikan itu!" Wanita muda itu berusaha merebut handphonenya yang berada ditangan kiri si gadis. Tetapi gadis itu dapat menghindar dengan sigap.

"Maaf saja, aku masih ingin bersenang-senang tetapi waktuku tidak banyak, jadi langsung saja." Kata si gadis tanpa menghiraukan ucapan wanita itu.

*Syuuut~ DUAAAK!*
Gadis itu melempar handphone ke lantai- tidak, lebih tepatnya ia melempar agar benda itu bisa keluar melewati celah sempit dibawah pintu.
Lalu-

"Gotcha." Terdengar suara dari luar ruangan- tempat kedua orang tadi berada.

Wanita itu menatap tak percaya ke arah si gadis yang mulai mendekat.
"Apa maumu!? Kau hanya anak-anak! Pergi!!" Teriakan wanita itu semakin menjadi-jadi ketika ia melihat pisau besar yang dikeluarkan oleh si gadis dari saku dalam jaketnya.
Gadis itu berlari semakin mendekat-

*BRRUUK!* 
Si gadis mendorong wanita itu dengan keras hingga terjatuh menelungkup diatas tempat tidur. Walaupun cahaya diruangan yang remang-remang, wanita itu masih dapat melihat seringaian mengerikan di wajah si gadis dengan jelas.
*CRAAAAAASSHH!* satu tusukan dari belakang langsung tepat di jantung diberikan oleh gadis itu. 

"GYAAAAAAAAA" Wanita muda itu berteriak kesakitan.
"Ja-jangan!"

*Sreet* Gadis itu menarik rambut wanita tadi belakang dengan kejamnya hingga wajah kesakitan wanita itu terlihat dengan jelas.
"Aku hanya menuruti apa yang diperintahkan."
*DUAAAK!! KREEK!* Bunyi renyah yang menakutkan terdengar begitu menggema di ruangan itu. Si gadis  membanting kepala wanita itu ke tempat tidur dengan keras hingga membuat leher si wanita patah. 
"Aaa-" 
*SETT! SEEETT! KREK !CRAAAAASH!!* "Aa-...."
Gadis itu dengan kejamnya mencabut pisau yang ada ditubuh si wanita dan dengan cepat menusukkannya ke belakang kepala si wanita. Tempurung kepalanya pecah dengan cairan merah pekat yang langsung merembes keluar dengan lancar, terlihatlah isi kepala yang hancur itu. Setelah itu, tak ada suara lagi. Hanya sunyi didalam ruangan dengan seorang gadis yang menatap dingin mayat kaku seorang wanita muda.

...

Sebuah benda perak terlihat begitu mengkilat diruangan yang remang-remang itu. Jika lampu besar dalam ruangan dinyalakan, ruangan itu akan terlihat sangat mengerikan dengan ceceran darah dimana-mana dan dengan mayat seorang wanita yang tertidur kaku di tempat tidur dengan pisau yang menancap kokoh dikepalanya yang hancur.

***

"Tiidaaak!" Lelaki paruh baya itu berteriak pilu didepan mayat seorang wanita muda, ditangannya terdapat pisau tajam yang penuh darah.

"Anda harus segera ikut dengan kami." Kata seorang petugas polisi yang mengevakuasi tempat itu. Ia memborgol tangan lelaki itu, sementara petugas lainnya mengambil pisau di tangan si lelaki paruh baya dengan sapu tangan. 

Rumah itu terlihat ramai dengan garis wilayah polisi di depan rumah. Orang-orang berkerumunan- penasaran ingin melihat. Diantara kerumunan itu-
"Ckck, tragis.. kasihan sekali." Ucap salah satu gadis dengan nada suara yang rendah.

"Begitulah zaman sekarang, pembunuhan terjadi dimana-mana.." Balas seorang remaja lelaki dengan datar.

"Mengerikan." Tanggapan singkat dari gadis lainnya.

Bukan hanya mereka saja. Kerumunan itu juga ribut bergosip serta berargumen macam-macam. Sementara itu terlihatlah beberapa siluet yang baru saja keluar dari rumah itu yaitu seorang lelaki yang diborgol dan didampingi oleh tiga orang petugas didekatnya.
"Tidak, tidak! Sudah kubilang bukan aku pelakunya!" Lelaki yang diborgol itu terus menerus ribut juga memberontak, ia menyangkal semua tuduhan pembunuhan itu.
Suaranya mulai mengecil saat ia dimasukkan ke salah satu mobil polisi didaerah itu. Mobil itu berjalan dengan kecepatan sedang membawa si tersangka dan akhirnya menghilang di perbelokan.

***
TBC
(To Be Continued)

Hell-o :3

Halo halo, gimana kabarnya? Baik, ok sip.
Uda lama banget ga nge post disini, berbulan-bulan mungkin :'3

Ada yang punya LINE ga? Mungkin beberapa dari kalian yang punya LINE kenal Trio KRL, ga tau? Yauda ga maksa kok :'
Trio KRL, terkenal dengan kesadisannya(?) meng-kick grup grup yang menurut mereka 'ga penting'.
KRL terdiri dari 2 wanita dan 1 waria pria. 2 wanita itu K & L, K dari nama Katou, sedangkan L dari Lucy. Sedangkan R dari Ragna, dia suka Anime BlazBlue ._.

Yang Lucy feminin banget kan? Wkwk sebenernya orangnya ga feminin lho
Readers : "Kok tau?"
Iyalah, kan yang L itu aku .w. /duakk

Btw aku punya cerita buat KRL dari L.
K sebenernya punya, tapi karena ada alasan tertentu. Nge post nya besok aja ya -w-

Ini cerita dari L untuk KRL


            Seorang lelaki menyuntikkan Aconitin(racun pelumpuh syaraf) dan suntikan adrenalin, sedangkan dua perempuan yang menjadi partner nya memastikan ikatan di seluruh tubuh sang korban terikat kencang dan yang lainnya menyiapkan pisau, gergaji, dan benda tajam lainnya.
            Cermin yang terpasang tepat diatas tubuh sang korban dipasang dengan tujuan agar korban dapat melihat semuanya. Dan juga suntikan adrenalin yang disuntikkan kepada korban sudah memberi efek terhadapnya. Ketiga orang tersebut sekarang sudah menyelesaikan tugas mereka masing masing. Secara bersamaan, mereka menatap tajam kepada korban. Tatapan sadis. Masing-masing dari mereka mengambil benda tajam.
            Menyayatkan satu-per-satu ke tubuh laki-laki yang menjadi korban mereka kali ini. Daging dan organ terlihat jelas di depan mata, cermin pun memantulkan bayangan sadis yang bisa disaksikan langsung oleh laki-laki yang menjadi korban. Potongan tubuh tercecer, bau amis darah menyebar, benda tajam yang menjadi saksi pembunuhan dan mutilasi kejam. Semua ada di ruangan itu. Tapi seperti biasa, sang pelaku hilang tanpa satu pun sidik jari tertinggal.

***

            “Yosh! Ayo cepat bersihkan lapangannya!” Ace berteriak dari seberang lapangan. “Tch, omong kosong” gerutu Ragna. “Hei, aku mendengarnya!” balas Ace. Sementara Ragna dan tiga temannya yang lain membersihkan lapangan, Ace bersantai di bawah pohon rindang.
            Ace, Ragna, Katou, Lucy, dan Naoto. Mereka berlima sangat akrab, tak ada yang bisa memisahkan mereka bahkan orang tua mereka pun mendukung persahabatan mereka. Ace, bisa dibilang ketua mereka, dialah yang paling dewasa dari mereka berlima karena memang dialah yang tertua dari kawanan ini, kakak dari Ragna. Ragna, orang yang paling santai jika menghadapi masalah apapun itu, dia berwibawa, dan dewasa, mungkin melebihi kakaknya, Ace. Katou, perempuan yang pendiam, sedikit tomboy, seorang masokis, fujoshi(perempuan yang menyukai hubungan gay) dan lebih tua dari Ragna, Lucy dan Naoto. Lucy, perempuan dengan segala tingkah polah, tomboy, umurnya lebih tua daripada Naoto karena dia kakaknya, dan seorang fujoshi akut. Terakhir adalah Naoto, bisa dikatakan perempuan paling lembut dari kawanannya, dia juga cantik, terkenal karena perilakunya yang baik, adik dari Lucy.
            “Ace! Hei, Ace! Kami sudah selesai!” Katou berteriak dari tengah lapangan dengan keringat menetes dari pelipisnya. “Hmm? Oh, baiklah kalian lumayan” balas Ace dan ia melanjutkan tidur siangnya. “Hah? Jadi kita membersihkan lapangan sebesar ini dengan tanpa alasan?” Lucy berteriak protes. “Om tua..” bisik Ragna. Naoto menenangkan mereka “Hei, mungkin ada baiknya membersihkan lapangan ini”. “Sudahlah, ayo ke tempat Ace. Dia bilang dia punya pengumuman untuk kita” Katou mendahului.
            Naoto menepuk halus pundak Ace dan itu membuatnya terbangun, “Ada apa?” katanya. “Hmm? Ah, itu..” Ace melanjutkannya selagi dia meregangkan tubuhnya dan duduk, “Ada pekerjaan baru, mungkin ini akan menjadi lebih menyenangkan dari kemarin. Dan kalian tahu? Sang peminta adalah orang kaya, sangat kaya mungkin”. Semuanya tercengang, membayangkan berapa banyak uang yang mereka terima.
            “Menyenangkan? Seperti apa?” Katou bertanya. “Kalian akan lihat sendiri. Yosh, kita bagi tugas kita..” Ace mengambil beberapa lembar kertas dari tas ranselnya, “Aku dan Naoto akan mengamati lokasi, sedangkan kalian bertiga seperti biasa”. “Tugas utama, huh?”. “Ah.. kuharap menyenangkan”. “Seperti apa orangnya kali ini, ya?”, Katou, Ragna, dan Lucy berkata bergantian.
            “Kita akan mulai nanti malam pukul 1 pagi” kata Ace, seulas senyum tipis terukir di wajahnya.

***

             Malam hari ini berawan dengan sinar rembulan mengintip dibaliknya, udara malam dan kabut dingin mencengkeram.
            Dengan perlengkapan mereka di tiap-tiap tangan mereka, sekelompok orang itu berjalan santai beriringan di tengah jalanan kelam yang sepi, sampai akhirnya mereka tiba di tempat tujuan mereka. Setelah saling berhadapan, tersenyum, dan mengangguk bersamaan mereka menjalankan masing-masing tugas mereka. Sepasang berkeliling di luar, sisanya berjalan santai ke dalam.
            Sepi, itulah keadaan di dalam. Masing-masing dari mereka berjalan ke arah yang berbeda, mereka siap. Perlahan-lahan mereka membuka ruangan yang akan mereka miliki, dan mereka menemukannya. Sekali lagi, kejadian ini akan terulang kembali.
            Perempuan berumur sekitar 40 th-an tertidur lelap di ranjangnya, tak menyadari kehadiran lelaki yang masuk ke kamar tidurnya. Sang lelaki menyiapkan beberapa kain hitam lalu ia mengikat kain itu ke mulut hingga belakang kepalanya juga tangan dan kakinya. Ia masih belum bangun.
            Lelaki itu mengeluarkan benda tajam, menggesekkannya ke pipi wanita tua hingga cairan merah keluar. Akhirnya, ia terbangun dan terperanjat oleh kehadiran lelaki tersebut. Ia menggeliat, mencoba melepaskan ikatan kain hitam tapi tidak berhasil.
            “Ssht, diamlah jika tidak aku tidak bisa bermain” kata lelaki itu sambil menempelkan pisaunya ke  pergelangan tangan wanita tua. Wanita tua mencoba mereka-reka apa yang akan dilakukan oleh lelaki tersebut. “Baiklah, aku akan memulai permainannya. Ini  mungkin akan sedikit sakit, tapi tak apa bukan?” kata lelaki sembari tersenyum. Pisau yang dingin mengikis perlahan kulit tua wanita itu. Lalu, kejadian lainnya berlanjut kemudian.

***

            Halaman depan koran pagi dihiasi oleh tiga foto kantong kuning besar yang aneh. ‘Tiga mayat yang terpotong’, begitulah judulnya. Satu keluarga telah dibantai dengan sadisnya, tubuh yang terpotong-potong. Begitulah, kejadian kemarin terulang kembali.

***

            Ketika Lucy dan Naoto memasuki gerbang sekolah. Berita pembantaian itu telah menyebar dengan cepat.
            “Hei, Katou! Boleh aku meminjam PR mu?” seorang gadis menghampiri Katou yang tengah mengobrol dengan Ragna dan Lucy. “Eh?  Baiklah” Katou memberikan catatannya kepadanya. “Kenapa kalian selalu bersama-sama?” tanya gadis itu. “Karena kami KRL” jawab Ragna cepat. “Ah, sudahlah. Bagaimana menurut kalian tentang pembantaian kemarin malam? Sadis sekali.” kata gadis itu sekali lagi. “Bagaimana bisa pembantaian terjadi sampai 2 kali minggu ini” komentar Lucy. “Ahahaha, mungkin sang pembantai sangat pandai. Hei, bagaimana menurutmu, Katou?” Ragna berkata lalu menyenggol lengan Katou. “Apa? Ah, mengenai itu... memang benar sang pembantai sangat pandai, dia membunyikan jejaknya dengan sempurna” kata Katou. “Eh, pendapat kalian sama denganku. Baiklah, aku pinjam dulu buku catatanmu, Katou!” gadis itu berlalu.

            “Tch, perempuan menyebalkan” Lucy menggerutu. “Perempuan memang seperti itu. Oh, pengecualian untuk kalian berdua. Hahaha” Ragna tertawa. “Memang menyebalkan? Haha, aku setuju” Katou menimpali. “Katou, sepertinya perkataanmu tadi belum selesai. Bukankah kita juga pandai bersembunyi?” Ragna tersenyum.


Ok itu aja cerita nya, bagus? Ato jelek? I don't care lah :v
Nanti aku post punya R sama K

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images